Sejarah Kota Tuban

Sejarah Kota Tuban saat ini adalah kota kecil yang mengantuk di pesisir utara Jawa, sekitar 90 kilometer barat Surabaya. Empat ratus tahun yang lalu, bagaimanapun, itu adalah salah satu pelabuhan utama pulau itu, aktif dalam perdagangan rempah-rempah dan mendukung sejumlah besar pedagang asing, terutama orang Tionghoa.
Sebenarnya, sejak awal sejarah, Tuban adalah salah satu jaringan utama Jawa Timur yang menuju ke dunia luar. Catatan awal pengunjung China ke pengadilan Majapahit menyatakan bahwa pemberhentian pertama adalah Tuban, dari mana kapal layar akan dilanjutkan ke Gresik dan Surabaya. Ketika Kubilai Khan mengirim ekspedisi hukuman untuk menangkap Raja Kertanagara dari Singosari pada akhir abad ke-13, armada tersebut mendarat di Tuban, sebelum bertualang ke daratan.


Dari pantai dekat pelabuhan tua, sebuah tanjung panjang dan sempit, sebagian buatan manusia, menjorok ke laut, secara efektif membagi teluk dangkal dan menyediakan tempat berlindung bagi banyak kapal nelayan kecil yang mengelilingi pelabuhan. Jalan-jalan sore di sepanjang pantai membangkitkan perasaan yang kuat di masa lalu. Ada cerita tentang bajak laut, bangkai kapal dan kargo cekung yang hanya berjarak beberapa kilometer lepas pantai. Daya tarik utama Tuban terhubung dengan perannya sebagai pelabuhan sejarah, terutama pada masa kemunduran Majapahit dan awal konversi Jawa Timur ke Islam.



Salah satu dari sembilan orang suci di pulau itu, atau presepsi asli agama Muslim, dimakamkan di balik masjid Jami'q bergaya Persia yang anggun dan makamnya adalah tempat ziarah yang populer. Berbaring lebih jauh ke barat sepanjang pantai, tak jauh dari pusat kota, adalah klenteng Kwan Sing Bio, candi Cina terbesar di Jawa Timur. Tuban juga merupakan pusat tradisional untuk produksi batik, seni dekorasi tekstil dengan proses tahan lilin, dimana Jawa terkenal di dunia.


Batik Tuban menampilkan gayanya yang unik. Metode sederhana lebih disukai dan seni tetap pada tingkat industri rumah tangga. Pesona batik Tuban terletak terutama pada kainnya yang kasar, lapuk dan alami, pewarna indigo yang dalam. Pusat produksi batik di daerah Tuban termasuk desa Kerek dan Bejagung.

0 Response to "Sejarah Kota Tuban"

Post a Comment