Sejarah Kota Semarang

Sejarah Kota Semarang, Berasal dari dataran lumpur, yang kemudian berkembang pesat menuju kemajuan lingkungan dan mewujudkan dirinya sebagai kota penting. Sebagai kota besar, banyak menyerap imigran. Mereka kemudian mencari penghidupan dan menetap di kota Semarang sampai akhir, lalu mengikuti satu demi satu generasi penerus kehidupan selanjutnya.

Dulu, ada seorang pangeran dari kesultanan Demak yang bernama Raden Made dari Pandan Arandan bersama putranya, meninggalkan Demak menuju ke daerah Di suatu tempat di sebelah barat pulau itu kemudian bernama Tirang, membersihkan hutan dan mendirikan sekolah asrama dan penyiaran agama Islam.
Dari waktu ke waktu kesuburan yang semakin subur dari pinggir lahar itu muncul arang pohon asam (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan judul atau nama itu Semarang. Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I.


Setelah kematiannya, pemimpin daerah dipegang oleh putranya yang memegang Pandan Arang II. Di bawah kepemimpinan Pandan Arang, Semarang semakin menunjukkan pertumbuhan yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dan Pajang, Karena kebutuhan yang semakin meningkat dapat terpenuhi, diputuskan untuk menjadikan Semarang tingkat dengan Kabupaten. Akhirnya Pandan Arang oleh Sultan Pajang dalam konsultasi dengan Sunan Kalijaga, juga bertepatan dengan peringatan ulang tahun Nabi Muhammad, Rabi-H ke-12 atau 954 tahun yang lalu bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1547 M, dinobatkan sebagai bupati pertama. Pada "stand adat dan politik Semarang".

Masa pemerintahan Pandan Arang II menunjukkan kemakmuran dan kesejahteraan yang bisa dinikmati warga. Tapi hari-hari itu mungkin tidak bertahan lama karena sesuai dengan nasehat Sunan Kalijaga, Bupati Pandan Arang II mengundurkan diri dari kelimpahan kehidupan duniawi. Ia meninggalkan jabatannya, meninggalkan kota Semarang dengan keluarga yang menuju ke selatan melewati Salatiga dan Boyolali, akhirnya sampai di sebuah bukit bernama jabalekat di daerah Klaten.

Daerah ini, ia menjadi penyiar dan menyatukan wilayah selatan Islam Jawa Tengah dan dengan judul Sunan Tembayat. Dia meninggal pada tahun 1553 dan dimakamkan di puncak Gunung Jabalkat.
Pada tahun 1906 dengan Stanblat No. 120 tahun 1906 mendirikan Government Gemeente. Pemerintah kota besar ini dikepalai oleh Burgemeester (Walikota).

Sistem Pemerintahan yang dipegang oleh Belanda berakhir pada tahun 1942 dengan pemerintah pendudukan Jepang.
Selama pemerintahan Jepang dibentuk di Semarang kepalai Militer (Shico) dari Jepang. Diikuti oleh dua perwakilan (Fuku Shico) masing-masing dari Jepang dan sebuah negara di Indonesia.

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah daerah Semarang belum dapat menjalankan tugasnya karena pendudukan Belanda.

Pada tahun 1946 Inggris atas nama Sekutu menyerahkan kota Semarang ke tangga L6 Belanda.

Imam Sudjahri, walikota Semarang sebelum proklamasi kemerdekaan. Tak lama setelah kemerdekaan, tanggal 15 sampai 20 Oktober 1945 itu terjadi pemuda-pemuda heroik Semarang yang bertempur melawan pasukan Jepang yang bersikeras tidak mau menyerah kepada kekuatan Republik. Perjuangan ini dikenal sebagai Pertempuran Lima Hari, Selama masa pendudukan Belanda tidak ada pemerintah daerah kota Semarang.

0 Response to "Sejarah Kota Semarang"

Post a Comment