LAPAN membahas pengembangan stasiun peluncuran satelit

LAPAN membahas pengembangan stasiun peluncuran satelit, Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan membahas lebih lanjut rencana pembangunan stasiun peluncuran satelit di Indonesia sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2013 tentang Ruang Angkasa.
Kepala Bagian Humas LAPAN Jasyanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Ahad, mengatakan bahwa sekarang saatnya Indonesia sebagai negara berkembang dengan wilayah yang luas untuk mempercepat penguasaan teknologi di bidang antariksa guna mendukung independensinya pada strategi. sektor.
Untuk itu, kata dia LAPAN mencoba membahas langkah lebih lanjut yang harus ditempuh untuk mempercepat kemerdekaan bangsa sebagaimana diamanatkan undang-undang dengan menerapkan rencana pembangunan stasiun peluncuran satelit.
Seminar juga akan diadakan untuk membahas "Kebijakan dan Peraturan Penerbangan dan Antariksa menuju Kemerdekaan Nasional" pada tanggal 25 Oktober 2017, di Jakarta.
Seminar akan membahas tidak hanya rencana untuk membangun stasiun peluncuran satelit, namun juga mengenai kontribusi sektor ke sektor ekonomi, pengembangan satelit dan roket, dan teknologi penerbangan di Indonesia.
Undang-undang tentang Ruang Angkasa dalam Pasal 7 ayat 1 huruf d menyebutkan salah satu kegiatan tentang ruang peluncuran (satelit).
Pasal 34 ayat 1 undang-undang tersebut menyebutkan bahwa peluncuran pesawat ruang angkasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat 1 huruf d dilakukan oleh lembaga yang berada di wilayah negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), wilayah yurisdiksi NKRI, kapal atau pesawat terbang yang menggunakan kapal dan pesawat terbang Indonesia yang berada di wilayah kedaulatan atau yurisdiksi NKRI.
Sebelumnya Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan perencanaan pengembangan stasiun peluncuran satelit yang lebih rinci sedang dilakukan, termasuk mempertimbangkan kerja sama dengan negara-negara lain dalam proses karena dana yang dibutuhkan sangat besar, rumit dan memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih berpengalaman.
Pertimbangan lain adalah melibatkan negara lain, menurut dia, agar Indonesia bisa cepat memiliki stasiun peluncuran satelitnya sendiri. Selain itu, dengan kerja sama, stasiun akan lebih efisien dimanfaatkan dan tidak hanya menunggu program dari Indonesia tapi juga dari negara mitra.
Beberapa negara seperti China dan Korea Selatan telah menyatakan minatnya untuk bergabung membangun stasiun peluncuran antariksa di Indonesia. Namun, selain kedua negara ini Indonesia juga akan menjajaki negara lain termasuk Jepang dan India terlebih dahulu.
Dia mengatakan pemerintah juga telah menerima tawaran dari periset dan ilmuwan Indonesia untuk mengeksplorasi ruang tersebut.
Dia tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa jika Indonesia sudah memiliki stasiun peluncuran satelit, pihaknya akan memiliki misi bersama untuk mengeksplorasi pabrik lain.

0 Response to "LAPAN membahas pengembangan stasiun peluncuran satelit"

Post a Comment