Sejarah Kota Gianyar

Sejarah Kota Gianyar, Gianyar adalah salah satu warisan arkeologi terpenting dari masa prasejarah hingga masa sejarah masa kerajaan di Bali. Banyak peninggalan ditemukan di sepanjang sungai Patanu yang terletak di antara distrik Blahbatuh dan Tampaksiring. Sebuah kekaguman dari Bali kuno, Rumphius pertama kali menerbitkan sebuah buku pada tahun 1750 berjudul "Amboinche Reteitkamer" dan juga catatan perjalanannya dengan WOJ Niurenkamp's pada tahun 1905 tentang situs arkeologi. Pada masa pra-sejarah, ditemukan beberapa peninggalan arkeologi seperti gua , alat batu, sarkofagus dan beberapa lainnya. Benda itu masih tersimpan di Museum Arkeologi 'Benda-benda Kuno' di Bedulu.
Periode Berburu
Beberapa bukti dalam tingkat yang sangat sederhana telah ditemukan pada periode berburu dan mengumpulkan makanan. Di Kabupaten Gianyar, alat-alat batu yang secara khusus digunakan pada periode perburuan disimpan di Arca House Museum Bedulu dan bisa diklasifikasikan sebagai kapak perimbas, handheld genggam, pahat genggam, cukur, dan yang lainnya. Kehidupan pada saat berburu dan mengumpulkan makanan sangat bergantung pada lingkungan alam. Mereka hidup berkeliaran dari satu tempat ke tempat lain.

Periode Pertanian
Periode bertani di Bali ditandai dengan ditemukannya ukiran batu dalam berbagai ukuran, pohon belincung dan pesawat. Payangan adalah pendiri Payangan. Di masa pertanian ini, orang sudah mulai meninggalkan masa berburu. Prasasti Tengkulak di pemerintahan Marakata (1023) menyebut istilah amabaki atau menebang hutan, amaluku atau membajak, atanema (penanaman), amaum (penyiangan), ahani atau panen padi, anatu atau nasi berdebar. Ini telah terbukti jadilah yang terbaik di baliPeriode Smithery
Kehidupan masyarakat pada periode ini memiliki fondasi yang kuat dibandingkan dengan masa lalu. Periode Smithery ditandai dengan percepatan teknologi metalurgi yang cepat, yaitu temuan bijih logam dan cara peleburan logam untuk menyajikan varietas benda. Jumlah benda yang terbuat dari perunggu telah ditemukan di daerah tersebut akibat kerja yang menakjubkan dan kreativitas yang tinggi. Salah satu fondasi yang terkenal pada periode ini adalah perunggu, Nekara yang masih diselamatkan dan dikuduskan oleh orang-orang di Pura Up Sading, yaitu Pejeng.

SEJARAH SEJARAH DAN ARCHAEOLOGICAL HERITAGE

Pada periode ini, Bali sudah memasuki era sejarah, dengan ditemukannya stuparias tanah liat di sekitar desa Pejeng, Bedulu, dan Pura Pegulingan Basangambu Manukaya di desa Basangambu, Tampaksiring di 700 Saka (778 M). Inilah saat ketika prasasti batu tulis dan stempel mantram Buddha ditemukan dari tahun 804 Saka atau 882 (abad ke-8). Peninggalan yang ada terkait erat dengan perkembangan beberapa dinasti raja-raja Bali kuno seperti dinasti Singamandewa, dinasti penguasa Warmadewa dari abad ke 8 sampai abad ke-14 setelah pengaruh kerajaan Majapahit ke Bali.

0 Response to "Sejarah Kota Gianyar"

Post a Comment