Tantangan Menjadi Maritim Global Fulcrum

Tantangan Menjadi Maritim Global Fulcrum, Indonesia harus menerapkan diplomasi maritim yang kuat, menginvestigasi lebih banyak penelitian dan penelitian tentang pendidikan dan penelitian kelautan dan menyimpulkan negosiasi yang sedang berlangsung mengenai klaim kelautan yang tumpang tindih untuk menjadi tumpuan maritim global yang diimpikan oleh Presiden Joko "Jokowi" Widodo, para ahli mengatakan dalam sebuah diskusi panel pada hari Sabtu (21/10 ).
Menurut Arief Havas Oegroseno, wakil kedaulatan maritim di Kementerian Koordinator Kelautan, visi Jokowi merupakan garis besar komprehensif untuk kemakmuran ekonomi.

"Sedikit banyak, ini adalah visi bagi Indonesia untuk menjadi negara maju yang juga kompetitif, berdaulat, dengan budaya maritim yang kuat yang dapat berkontribusi ke kawasan ini," kata Arief saat diskusi panel pada Konferensi Kebijakan Luar Negeri Indonesia di Jakarta .

Kebijakan Laut Indonesia yang dirilis awal tahun ini bertujuan untuk memfasilitasi dan memetakan tujuan maritim Indonesia. Arief mengatakan bahwa kebijakan maritim nasional negara tersebut adalah yang pertama dari jenisnya di Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan hanya sedikit kebijakan serupa yang diterapkan oleh negara-negara di seluruh dunia.

Hasjim Djalal, mantan duta besar untuk Kanada dan Jerman dan pakar hukum maritim, mengatakan bahwa walaupun Jokowi memiliki prioritas dalam masalah maritim, beberapa faktor masih memerlukan perhatian untuk mencapai keseimbangan.

Ini termasuk peningkatan investasi dalam pendidikan dan penelitian kelautan, memperkuat diplomasi maritim dan mengakhiri negosiasi yang sedang berlangsung mengenai klaim yang tumpang tindih dengan negara-negara tetangga.

"Kami tidak ingin laut menjadi pusat perselisihan, melainkan merupakan pusat kerjasama di masa depan," kata Hasjim.

I Made Andi Arsana, dosen jurusan geodesi dan geomatika Universitas Gadjah Mada, menggemakan sentimen Hasjim dan mengatakan bahwa generasi muda perlu belajar lebih banyak tentang lautan.

"Pemahaman kita tentang samudera masih terbatas, dan itu harus diperluas," kata Andi, menunjuk ke sana lebih banyak pemahaman ilmiah tentang permukaan Mars dan bulan daripada di dasar lautan dunia.

"Ini salah satu tantangannya, kita perlu terus berdiskusi, terutama dengan pemerintah kabupaten karena tidak memiliki pemahaman yang sama. Kami berharap ini akan membaik dalam proses transisi," kata Arief.

Menurut Shafiah Fifi Muhibat, seorang senior di program keamanan maritim di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam (RSIS) di Singapura, penggunaan kata "global" adalah keliru mengenai prioritas kebijakan yang terdapat dalam Kebijakan Laut Indonesia. , yang sebagian besar menyangkut urusan dalam negeri.

"Masih banyak prioritas domestik yang harus dicapai berkaitan dengan urusan kelautan di Indonesia, ini bagus, tapi bagaimana dampaknya terhadap wilayah ini?" Kata Fifi.

0 Response to "Tantangan Menjadi Maritim Global Fulcrum"

Post a Comment