Sejarah Kota Bogor

Banyak pertempuran memaksa kerajaan Tarumanegara untuk melakukan transformasi kerajaan dan pada tahun 669 M, Tarumanegara berubah menjadi Kerajaan Sunda. Kerajaan baru ini mengambil tempat di antara dua sungai utama (Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane) sebagai ibukota kota dan pemukiman kuno itu adalah embrio Bogor. Kota kerajaan Sunda disebut Pakuan Pajajaran (orang surundanya) yang bisa digambarkan sebagai tempat antara paralel / sungai. Selama era Kerajaan Sunda Raja Siliwangi atau yang juga dikenal dengan Prabu Siliwangi adalah pemimpin terkenal yang dihormati baik oleh raja-raja lain maupun para pembantunya. Tanggal penobatan Prabu Siliwangi (3 juni) diproklamirkan oleh pemerintah modern sebagai hari perayaan kota.


Pakuan dulunya dihancurkan oleh agresi Kesultanan Banten pada tahun 1579 dan pada abad ke 17 Pakuan secara bertahap beralih ke tangan VOC sejak era kolonialisme dimulai di Jawa Barat. Permukiman kolonial pertama adalah kamp Tanuwijaya yang dibangun sebagai daerah pemeriksaan untuk pengembangan wilayah lebih lanjut. Pada usaha pertama, pemukiman ini hancur total akibat letusan Gunung Salak pada tahun 1699 dan setelah beberapa tahun pemerintah kolonial berusaha membangun kembali pemukiman tersebut. Perubahan kedua berhasil dan dalam waktu relatif singkat Pakuan tumbuh menjadi pemukiman pertanian. Atas keberhasilan usaha tersebut, Tanuwijaya dinobatkan sebagai pendiri Kabupaten Bogor pada tahun 1701.

Pembangunan permukiman lebih lanjut dilanjutkan dan Pakuan menarik lebih banyak orang untuk datang dan pada tahun 1746 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem van Imhoff (yang memimpin pemukiman) menginstruksikan untuk mempersatukan seluruh wilayah di sekitar Istana Bogor, Pakuan dan permukiman lainnya ke kota administrasi baru. bernama Buitenzorg (Belanda) yang bisa digambarkan sebagai "Jangan khawatir". (Ya, kebanyakan orang yang tinggal di sana pada saat itu sama sekali tidak khawatir karena semuanya dapat ditemukan dengan mudah di Pakuan). Sejak Buitenzorg digunakan sebagai nama untuk daerah ini, nama Istana Bogor yang merupakan bangunan penting bagi Gubernur Jenderal hanya disebut Istana Musim Panas Bogor.
konstruksi bangunan di Bogor diubah menjadi struktur yang lebih pendek dan lebih kokoh. 43 tahun setelah Kebun Raya didirikan, tepat pada tahun 1860-1880, sekolah pertanian terbesar didirikan di Buitenzorg dan prestasi ini membawa sebuah gelar baru bagi kota ini sebagai kota paling maju di Indonesia. Sebagai perkembangan luar biasa yang terjadi di Buitenzorg, pada tahun 1904 Hindia Belanda memindahkan tempat administratif bagi pemerintah kolonial mereka ke kota ini sementara manajemen tetap berada di Batavia.

Selama Perang Dunia II dan Era Revolusi Indonesia, Buitenzorg dikuasai oleh Pasukan Jepang (tahun 1942-1945) dan nama Buitenzorg diubah menjadi Bogor sebagai nama Indonesia yang digunakan sampai sekarang. Nama Bogor sendiri berasal dari Bhagar (yang berarti sapi, itu adalah bahasa Jawa kuno) nama ini mengingatkan semua orang bahwa kota ini sangat terkenal dengan lingkungan pertaniannya. Saat ini, masyarakat Bogor sangat bangga bahwa kota mereka memiliki institusi pertanian terbaik di Indonesia dan The Bogor Summer Palace menjadi tempat bersejarah yang menarik bagi wisatawan mancanegara.

Kota sederhana ini dikenal sebagai salah satu kota satelit di Jakarta yang membentuk BODETABEK dengan kota-kota lain Depok, Tangerang, Bekasi dengan konsep Mega-polis untuk mendukung perkembangan utama Jakarta sebagai Gedung Republik Indonesia. Dengan luas wilayah yang mencapai 118,5 km2 dan ketinggian lahan 265 m di atas permukaan laut, Bogor sangat cocok untuk pelestarian air. Karena kota ini didirikan di dekat sungai dan gunung berapi yang aktif (Gunung Salak) kita bisa melihat dengan jelas tanahnya cukup baik untuk segala jenis tanaman. Kebanyakan orang yang tinggal di Bogor adalah suku Sunda (jawa barat) dan berdasarkan sensus tahun 2010 jumlah penduduk Bogor mencapai 950.334 orang, tidak sepadat kota satelit Jakarta lainnya.

0 Response to "Sejarah Kota Bogor"

Post a Comment