Pakuan dulunya dihancurkan oleh
agresi Kesultanan Banten pada tahun 1579 dan pada abad ke 17 Pakuan secara
bertahap beralih ke tangan VOC sejak era kolonialisme dimulai di Jawa Barat.
Permukiman kolonial pertama adalah kamp Tanuwijaya yang dibangun sebagai daerah
pemeriksaan untuk pengembangan wilayah lebih lanjut. Pada usaha pertama,
pemukiman ini hancur total akibat letusan Gunung Salak pada tahun 1699 dan
setelah beberapa tahun pemerintah kolonial berusaha membangun kembali pemukiman
tersebut. Perubahan kedua berhasil dan dalam waktu relatif singkat Pakuan
tumbuh menjadi pemukiman pertanian. Atas keberhasilan usaha tersebut,
Tanuwijaya dinobatkan sebagai pendiri Kabupaten Bogor pada tahun 1701.
Pembangunan permukiman lebih
lanjut dilanjutkan dan Pakuan menarik lebih banyak orang untuk datang dan pada
tahun 1746 Gubernur Jenderal Gustaaf Willem van Imhoff (yang memimpin
pemukiman) menginstruksikan untuk mempersatukan seluruh wilayah di sekitar
Istana Bogor, Pakuan dan permukiman lainnya ke kota administrasi baru. bernama
Buitenzorg (Belanda) yang bisa digambarkan sebagai "Jangan khawatir".
(Ya, kebanyakan orang yang tinggal di sana pada saat itu sama sekali tidak
khawatir karena semuanya dapat ditemukan dengan mudah di Pakuan). Sejak
Buitenzorg digunakan sebagai nama untuk daerah ini, nama Istana Bogor yang
merupakan bangunan penting bagi Gubernur Jenderal hanya disebut Istana Musim
Panas Bogor.
konstruksi bangunan di Bogor
diubah menjadi struktur yang lebih pendek dan lebih kokoh. 43 tahun setelah
Kebun Raya didirikan, tepat pada tahun 1860-1880, sekolah pertanian terbesar
didirikan di Buitenzorg dan prestasi ini membawa sebuah gelar baru bagi kota
ini sebagai kota paling maju di Indonesia. Sebagai perkembangan luar biasa yang
terjadi di Buitenzorg, pada tahun 1904 Hindia Belanda memindahkan tempat
administratif bagi pemerintah kolonial mereka ke kota ini sementara manajemen
tetap berada di Batavia.
Selama Perang Dunia II dan Era
Revolusi Indonesia, Buitenzorg dikuasai oleh Pasukan Jepang (tahun 1942-1945)
dan nama Buitenzorg diubah menjadi Bogor sebagai nama Indonesia yang digunakan
sampai sekarang. Nama Bogor sendiri berasal dari Bhagar (yang berarti sapi, itu
adalah bahasa Jawa kuno) nama ini mengingatkan semua orang bahwa kota ini
sangat terkenal dengan lingkungan pertaniannya. Saat ini, masyarakat Bogor
sangat bangga bahwa kota mereka memiliki institusi pertanian terbaik di
Indonesia dan The Bogor Summer Palace menjadi tempat bersejarah yang menarik
bagi wisatawan mancanegara.
Kota sederhana ini dikenal
sebagai salah satu kota satelit di Jakarta yang membentuk BODETABEK dengan
kota-kota lain Depok, Tangerang, Bekasi dengan konsep Mega-polis untuk
mendukung perkembangan utama Jakarta sebagai Gedung Republik Indonesia. Dengan
luas wilayah yang mencapai 118,5 km2 dan ketinggian lahan 265 m di atas
permukaan laut, Bogor sangat cocok untuk pelestarian air. Karena kota ini
didirikan di dekat sungai dan gunung berapi yang aktif (Gunung Salak) kita bisa
melihat dengan jelas tanahnya cukup baik untuk segala jenis tanaman. Kebanyakan
orang yang tinggal di Bogor adalah suku Sunda (jawa barat) dan berdasarkan
sensus tahun 2010 jumlah penduduk Bogor mencapai 950.334 orang, tidak sepadat
kota satelit Jakarta lainnya.
0 Response to "Sejarah Kota Bogor"
Post a Comment