Meningkatnya IdentitasPolitik Bagian dari Proses Kematangan Demokrasi Indonesia

Meningkatnya Identitas Politik Bagian dari Proses Kematangan Demokrasi Indonesia: Anggota parlemen, Menurut salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, munculnya politik identitas di Indonesia harus diimbangi untuk melestarikan keragaman dan hubungan hangat negara yang kaya antara semua warga negara, terlepas dari etnis atau agama .
Berbicara di Talkshow Remaja Pemuda Indonesia (IYD) 2017, Rabu (25/10), Rahayu Saraswati, anggota parlemen dari Partai Gerakan Besar Indonesia (Gerindra), mendorong kaum muda negeri tersebut untuk menggunakan lebih banyak kebijaksanaan dan mencari kesamaan di antara semua warga.
"Mari kita semua dengan bangga menyatakan bahwa kita tidak akan saling berhadapan satu sama lain berdasarkan hal-hal yang muncul karena adanya agenda dan keinginan seseorang untuk menang," kata Saras.
Youth Talk adalah salah satu acara tahunan IYD. Mengadopsi "Politik Identitas dan Peran Media Sosial" sebagai tema mereka tahun ini, panitia berharap dapat menginspirasi pemuda Indonesia untuk merangkul keragaman dan lebih berpikiran terbuka terhadap perbedaan, seperti yang dibayangkan dan diumumkan dalam Sumpah Pemuda 1928, atau Sumpah Pemuda. Ikrar tersebut diamati setiap tahun pada tanggal 28 Oktober.
Politik identitas dan ancaman yang ditimbulkannya terhadap demokrasi muda Indonesia telah menjadi perhatian banyak kalangan, termasuk politisi, anggota masyarakat dan pengamat asing.
Diskriminasi di sepanjang garis agama dan etnis telah dipandang sebagai hambatan utama bagi kemajuan demokrasi di Indonesia, dengan beberapa peristiwa tahun ini berkontribusi terhadap meningkatnya perhatian terhadap meningkatnya intoleransi di nusantara.
Politik identitas memainkan peran penting dalam pemilihan gubernur 2017 di Jakarta, misalnya, yang melihat beberapa anggota masyarakat Muslim memobilisasi dalam jumlah besar melawan mantan Gubernur Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama. Ahok sekarang menjalani hukuman dua tahun penjara setelah dihukum karena menghujat Islam pada bulan Mei.
Topiknya terus berlanjut di pinggiran politik dan masyarakat Indonesia di bulan-bulan setelah hasil pemilihan, namun baru-baru ini menjadi yang terdepan setelah Gubernur baru Anies Baswedan yang diresmikan menggunakan istilah "pribumi," atau penduduk asli, dalam pidato publik pertamanya sebagai pemimpin Jakarta.
Menurut Usman Hamid, direktur eksekutif Amnesty International Indonesia, politik identitas di Indonesia telah digunakan sebagai alat untuk mengembalikan distribusi sumber daya.
Usman menambahkan bahwa pernyataan politik Anies digunakan dalam konteks di mana istilah "pribumi" mengacu pada kelompok yang didiskriminasi dan disinggung dengan kesenjangan ekonomi antara etnis dan agama di Indonesia. Dia mengatakan bahwa dalam kasus seperti itu, politik identitas bisa "merusak."
Pangeran Siahaan, seorang jangkar di saluran berita lokal Metro TV, mengatakan identitas Indonesia mengacu pada mereka yang memeluknya dan bersedia membela negara tersebut.
"Ketika kita membedakan siapa orang Indonesia dan yang tidak berdasarkan sifat biologis tertentu - entah itu etnisitas atau penampilan - kita mengkhianati apa yang kita yakini membuat kita orang Indonesia," kata Pangeran, mengacu pada beragam populasi negara tersebut.
Dia menambahkan bahwa Indonesia harus terlebih dahulu sepakat bahwa "kita semua orang Indonesia," meski terlepas dari perbedaan politik.
Menurut Budiman Sudjatmiko, yang juga anggota parlemen dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengatakan bahwa masalah tersebut seharusnya tidak menyangkut kecenderungan politik individu.
"Tidak masalah jika Anda seorang konservatif atau liberal [...] Ini menjadi masalah ketika kepercayaan politik tersebut digunakan untuk menghancurkan yang lain," kata Budiman.
Pembicara acara juga menyentuh peran media sosial dalam politik modern, terutama karena berita palsu terus membawa kubu untuk mempengaruhi opini publik.
Pangeran dan Saras sepakat bahwa orang Indonesia perlu mengubah kebiasaan mereka dan menahan diri dari hanya membaca clickbaits dan berita utama, tanpa membaca laporan berita yang mendalam.
"Pemuda hari ini harus bijak dalam memilah berita, karena jika tidak, mereka akan mudah terpengaruh. Masalah kita dengan hoax menggambarkan masalah dalam sistem pendidikan kita, di mana kita didorong untuk menghafal daripada melakukan penelitian," Saras kata.
Diplomasi Pemuda Indonesia adalah sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Jakarta yang bertujuan untuk mempromosikan suara muda Indonesia di seluruh platform internasional dan meningkatkan kapasitas mereka untuk ambil bagian dalam proses pembuatan kebijakan nasional dan internasional.

0 Response to "Meningkatnya IdentitasPolitik Bagian dari Proses Kematangan Demokrasi Indonesia"

Post a Comment