MAKALAH
TENTANG FITOPLANKTON DI AIR TAWAR
BAB I
PENDAHULUAN
Plankton adalah sifat makhluk hidup
yang mengapung di permukaan air tidak memiliki daya renang tinggi.Di
dunia,total plankton begitu beragam dan jumlahnya yang tidak terhitung.Selain
itu,di perairan plankton memiliki peranan sebagai premier producer yang menjadi
produsen penting di dalam rantai makanan.Plankton juga memiliiki banyak manfaat
dalam bidang perairan dan bidang non perairan.Namun,sebelum mengetahui tentang
manfaatnya,tentunya terlebih tahu lebih detail mengenai plankton secara lebih
dalam. Maka dari itu,makalah ini kami susun dengan isi mengenai fium-filum
plankton baik dari morfologi,sistematika fitopplankton air tawar dan
reproduksi.
BAB II
ISI
Menurut
Sachlan (1978), dalam dunia perikanan yang disebut plankton ialah jasad-jasad
renik yang melayang dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit
dan selalu mengikuti arus. Odum (1994) menyatakan bahwa plankton adalah
organisme yang mengapung di perairan dan pergerakannya kurang lebih tergantung
arus, secara keseluruhan plankton tidak dapat bergerak melawa arus.
Jenis
plankton terdiri dari Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton hanya terdiri
dari alga yang mikroskopis. Semua Fitoplankton selamanya hidup dalam air
sebagai plankton dan diberi nama Holoplankton. Lain halnya dengan zooplankton,
zooplankton terdiri dari Holoplankton dan Meroplankton.
Holoplankton
ialah organisme yang selamanya hidup sebagi plankton, seperti Rotatoria
Cladocera, Copepoda, dsb, sedangkan Meroplankton ialah larva-larva dari segala
macam udang atau larva dari hewan-hewan air lainnya yang nanti jika sudah besar
menjadi dewasa (kepiting, lobster, udang-udang besar, dsb) tidak lagi hudup
sebagai plankton. (Sachlan, 1978).
Fitoplankton
(alga planktonik) merupakan dasar sebagian jaring-jaring makanan di laut maupun
air tawar. Sering disebut plankton nabati. Sel tubuh mengandung klorofil
sehingga merupakan organisme autotrof yang mampu berfotosintesis secra langsung
dan merupakan penyumbang makanan alami pada kehidupan perairan (Nybakken,
1988).
Seluruh
plankton dari golongan fitoplankton memiliki warna, dimana sebagian berwarna
hijau karena mengandung berbagai jenis pigmen klorofil, yaitu klorofil –a
sampai klorofil –d. Meskipun demikian, penamaan atau penggolongan algae
berdasarkan kepada dasar warna, meskipun kandungan pigmen terdiri dari beberapa
pigmen (Sachlan, 1982).
2.1 SISTEMATIKA
KELOMPOK FITOPLANKTON DI AIR TAWAR
A. Cyanophyta
(alga biru hijau)
Cyanophyta adalah nama ilmiah untuk
ganggang hijau-biru. Dinamakan demikian karena jenis yang pertama kali
ditemukan berwarna biru kehijauan. Cyanophyta juga dikenal dengan nama
cyanobacteria, myxophyta (phylum yang berlendir), dan blue green alga (BGA).
Sifat-sifat khas
yang dimiliki cyanophyta :
·
Tahan kering di alam bebas, biasanya
dari genus Oscillatoria
·
Tahan panas di alam air, dari genus
oscillatoria
·
Bisa mengikat zat lemas (N2) dari udara,
jika di dalam tanah tidak ada nitrat (Nitrofixing-algae), seperti dari genera
Nostoc-Tolipoyhric, dsb.
·
Tidak atau belum mempunyai inti yang sempurna.
Intinya berupa partikel-partikel Chromatine yang berkelompok-kelompok.
Berhubung belum mempunyai inti, maka alga biru, digolongkan sebagai Akaryota,
sedangkan lain-lain tumbuh-tumbuhan yang mempunyai inti disebut Karyota.
Cyanophyceae
termasuk dalam kingdom Monera, divisi cyanophyta. Cyanophyceae dibedakan dalam
3 ordo berdasarkan bisa tidaknya membentuk spora yaitu :
a. Chroococcales
Berbentuk tunggal atau
kelompok tanpa spora, warna biru kehijau-hijauan. Umumnya alga ini membentuk
selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan sel – sel
tetap bergandengan dengan perantaraan lendir tadi dan dengan demikian terbentuk
kelompok– kelompok atau koloni.
b.
Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal
atau merupakan koloni berbentuk benang yang mempunyai spora. Benang – benang
itu dapat putus – putus merupakan hormogonium yang dapat merayap dan merupakan
koloni baru. Spora terbentuk dari isi sel ( endospora ) setelah keluar dari sel
induknya spora dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi kala yang buruk
dapat membentuk sel – sel awetan dengan menambah zat makanan cadangan serta
mempertebal dan memperbesar dinding sel. (Gembong Tjitrosoepomo, 1989 : 25)
c.
Hormogonales
Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang
atau diselubungisuatu membran. Benang-benang
itu melekat pada substratnya, tidakbercabang, jarang mempunyai percabangan
sejati, lebih seringmempunyai percabangan semu. Benang-benang itu selalu dapat membentuk hormogonium.
Spesies
dari filum Cyanophyta yang telah kami temukan dalam praktikum Planktonologi
adalah Oscillatoria sp. dan Coelosphaerium sp.
1.
Oscillatoria sp.
Klasifikasi
Kingdom : Monera
Filum : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Nostocales
Famili : Oscillatoriceae
Genus : Oscillatoria
Spesies
: Oscillatoria sp. (Vaucher Ex
Gomont, 1893)
Oscillatoria sp. memiliki bentuk tubuh yang berbentuk benang
(filamen) yang tersusun atas sel-sel yang rapat, selain itu Oscillatoria sp
dapat bergerak maju mundur yang disebut sebagai gerak osilasi. Sel membelah untuk
memperpanjang tubuh, sedangkan pertambahan individu dengan fragmentasi.
2.
Coelosphaerium sp
Klasifikasi
Kingdom : Monera
Filum : Cyanophyta
Kelas : Cyanophyceae
Ordo : Chroococcales
Famili : Chroococcaceae
Genus : Coelosphaerium
Spesies : Coelosphaerium sp
(Nageli, 1849)
Bersifat uniseluler, Coelosphaerium sp biasanya
hidup berkoloni dan termasuk organisme mikroskopis yang bulat dan hidup bebas
(planktonik), tubuhnya diselimuti lendir halus yang tidak berwarna. Reproduksi
dengan disintegrasi koloni (perpecahan koloni).
B. Chlorophyta
(Alga Hijau)
Phytoplankton
yang mengambil peranan terpenting di perairan air tawar, ialah alga hijau. Alga
hijau merupakan filum alga yang terbesar di air tawar, artinya terdiri dari
banyak golongan-golongannya. alga hijau ada yang bersel tunggal dan ada pula
yang bersel banyak berupa benang, lembaran atau membentuk koloni spesies
ganggang hijau yang bersel tunggal ada yang dapat berpindah tempat, tetapi ada
pula yang menetap.
Alga
hijau merupakan golongan terbesar diantara jenis yang hidup diair tawar,
bersifat kosmopolit, terutama hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti
kolam, danau, genangan air, Chlorophyta ditemukan pula pada lingkungan semi
akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab dan kulit batang pohon yang
lembab.
Sifat-sifat umum :
·
Flagel-flagel selalu sama panjangnya,
pada vegetatip maupun generatip cel;
berhubung dengan sifat ini, maka alga hijau juga diberi nama : Iso-kontae
(iso=sama)
·
Pigmen-pigmen yang ada pada filum ini
ialah Chlorofil a dan b, xanthofil, dimana klorofil a yang terbanyak, sampai
menyebabkan warna hijau dari alga ini.
·
Makana cadangannya, terdiri dari
karbohidrat dalam bentuk tepung (starch) dan protein, dalam bentuk pyrenoid.
·
Dinding sel terdiri dari selulosa
Chlorophyta memiliki 1 kelas, yaitu
chlorophyceae. Dan ada empat ordo, yaitu:
1. Volvocales
Pada umumnya memiliki
uniseluler-sel sempurna (punya mitokondria badan golgi, reticulum endoplasma,
dan organel. Bentuk tubuhnya ada yang unicel, koloni, dan filament. Ordo ini
ada yang memiliki flagel dan ada juga yang tidak memiliki flagel. Pada umumnya
fototaksis positif(bila ada cahaya maka akan mendekati cahaya tersebut). Ordo
ini memiliki lima famili, yaitu:
a. .Polyblepharidaceae
·
Memiliki banyak genus, ada di air tawar,
payau dan laut
·
Unisel, memiliki dinding sel tebal atau
tidak mempunyai dinding sel
·
Umumnya memiliki flagel
·
Contoh genus: Polybleparides (flagel 8),
Pyramimonas (flagel 4), Dunaliella (flagel 2), Pedinomonas (flagel 1)
b. Chlamydomonadaceae
·
Umumnya unisel, berdinding tebal
·
Hidup di air tawar dan di laut
·
Memiliki flagel (2 atau 4)
·
Contoh genus: Chlamydomonas (flagel 2),
Polytoma (flagel 2), Tetraselmis (flagel 4), Carteria (flagel 4)
c. Phacotaceae
·
Memiliki dinding sel sel tebal yang
disebut lorika atau membran yang mengandung mangan atau besiUnisel, flagel
umumnya 2
·
Contoh genus Phacotus dan Pteromonas
(lorika tidak berpori), Dysmorphococcus (lorika berpori).
d.
Volvocaceae
·
Umumnya koloni, diselaputi oleh gelatin
yang masih, dinding sel mengandung selulosa
·
Jumlah
flagel 2
·
Bentuk
koloni bulat, speris atau elipsoid
·
Sel
dalam koloni ada yang seragam ada yang berbeda
·
Memiliki banyak anggota.
·
Contoh genus Pandorina,
Platidorina, Gonium (ukuran sel bervariasi), Pleudorina (ukuran sel seragam),
Eudorina, Volvulina, Volvox (ukuran sel bervariasi)
e. Spondylomoraceae
·
Koloni, tidak diselaputi gelatin
·
Hanya memiliki sedikit anggota
·
Flagel berjumlah 2
·
Contoh genus: Spondylomorum dan
Pyrobotrys
2. Tetrasporales
Bentuk selnya ada yang
Uniselada yang koloni. Hewan ini tidak memiliki flagel.Ordo ini memiliki 2 famili,
yaitu:
a. Palmelaceae
Sangat mirip dengan
Chlamydomonadaceae tapi tidak berflagel.Contoh genus Palmella, Gloeococcus dan
Gloeocystis.
b. Tetrasporaceae
Hidup berkoloni, memiliki pseudoflagel (tidak dapat bergerak) pada kutub anterior. Contoh genus : Tetraspora, Apiocystis
3. Chlorococcales
Hewan ini memiliki bentuk unisel dan koloni dan tidak memiliki flagel. Ordo in I
memiliki 4 famili, yaitu:
a. Chlorococcaceae
Umumnya
berbentuk kokus dan dalam koloni berbentuk speris. Contoh genus : Chlorococcum dan neochloris.
b. Oocystaceae
Memiliki penyebaran yang luas,
umumnya unisel, tidak bergerak dan menghasilkan
zoospore. Contoh genus Chlorella,
Ankistrodesmus, Oocystis, dan
Golenkinia
c. Hydrodictiaceae
Umumnya koloni, dapat hidup di air tenang, maupun
sedikit mengalir, seluruhnya hidup di air tawar . Contoh genus : Hydrodiction,
Pediastrum, Sorastrum.
d. Scenedesmaceae
Umumnya koloni, hidup di air
tawar. Contoh genus: Scenedesmus (jumlah sel dalam koloni 4, 8 atau 16 sel), Coelastrum (jumlah sel dalam koloni 4-128
sel).
4. Zygnematales
Pada Umumnya unisel,
koloni, filamen atau desmid, Tidak memiliki flagel. Biasanya hidup di air tawar
atau payau. Yang berbentuk koloni ada yg mhslkan lendir yang mengapung dan
menimbulkan bau busuk.Ordo ini memiliki 3 famili, yaitu:
a. Zygnemataceae
Memiliki banyak anggota dengan sinding sel diliputi oleh lendir,
umumnya filament dan hidup di air tawar. Contoh genus Zygnema, Sirogonium,
Mougeotia dan Spyrogyra (filamen dengan jumlah spesies terbanyak (> 275
spesies).
b. Desmidiaceae
Berbentuk unisel dan koloni atau filamen, umumnya placoderm desmid atau sel tersusun atas 2
semisel yang sama persis dengan dinding
sel terdiri dua lapis diliputi lendir dan hidup di perairan sedikit asam (pH
5-6). Contoh Genus Closterium,
Desmidium, Cosmarium, Micrasterias, Staurastrum, dan Hyalotheca.
c. Mesotaeniaceae
Jumlah
anggota tidak terlalu banyak dan umumnya Saccoderm Desmid. Contoh genus Mesotanium, Spirotaenia, Netrium dan
Cylindrocystis.
C. Euglenophyta
Euglenophyta
yang disebut juga euglenozoa, euglenoid dan euglenophytes adalah organisme
bersel satu yang mirip hewan (holozoik) karena tidak memiliki dinding sel dan
mempunyai alat gerak berupa flagel yang dapat bergerak bebas, mirip tumbuhan
(holofitik) karena memiliki klorofildan mampu berfotosintesis. Euglenophyta
hanya memiliki 40 genus dan ± 800 spesies yang berasal hanya dari satu kelas yaitu Euglenophyceae yang terdiri
atas 3 ordo, yaitu :
1. Euglenales yang memiliki 1 Famili yaitu Euglenaceae dan terdiri atas 3 genus yaitu
Euglena, Phacus, Trachelomonas.
2.
Peranemales/Eutreptiales memiliki 1 famili Eutreptiaceae dan terdiri atas 3
genus yaitu Astacia, Peranema, Hyalophacus.
3. Rhabdomonadales terdiri atas 1
famili dan 1 genus yaitu Rhabdomonadacea,
dan Petalomonas.
D. Diatom
Diatom (kelas
Bacillariophyta) adalah jenis terutama air, ganggang fotosintetik. Mirip dengan
banyak ganggang lainnya, mereka dapat hidup sebagai organisme uniseluler,
kolonial, atau berserabut. Tidak seperti kebanyakan ganggang, meskipun, mereka
memiliki cangkang padat yang terbuat dari silika. Karena kerang tersebut,
diatom memiliki kepentingan ekonomi utama di industri sementara juga memiliki
peran penting dalam proses biologi dan kimia. Hampir semua spesies yang masih ada dan punah
Bacillariophyta adalah perairan. Mereka ditemukan di ekosistem laut dan air
tawar serta air payau (Bold, 1978). Diatom juga dapat ditemukan di lingkungan
terrestrial di tanah di mana kelembaban setidaknya periodik (Bold, 1978).
Mereka dapat ditemukan di seluruh dunia, dari daerah tropis ke zona Arktik
(Tiffany, 1968). Dalam air, diatom hidup menempel pada batu, tanaman, atau
menjadi mengambang bebas tetapi mereka terkenal karena menjadi bagian dari
massa planktonik melayang (Garrison, 1997).
2.2
CIRI-CIRI MORFOLOGI KELOMPOK
FITOPLANKTON DI AIR TAWAR
A. Cyanophyta
Ganggang
hijau – biru bersifat prokariotik, struktur selnya sama denganstruktur sel
bakteri sehingga termasuk ke dalam monera. Adapun ciri – ciri umum dari ganggang hijau – biru
adalah sebagai berikut :
a.
Bersel tunggal ( Uniseluler ), ada pula yang berkoloni
b.
Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritrin
c.
Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulose, kadang – kadang berlendir
d.
Inti sel tidak memiliki membran ( prokariotik )
Pada
bagian pinggir plasmanya terkandung zat warna klorofil a,karotenoid dan dua
macam kromoprotein yang larut dalam air yaitu; fikosianin yang berwarna biru dan fikoeritin yang
berwarna merah. Perbandingan
macam – macam zat warna ini amat labil, oleh sebab ituwarna ganggang tidak
tetap, kadang – kadang kebiru – biruan. Gejala ini dianggap sebagai suatu penyesuaian
diri terhadap sinar (adaptasi kromatik),
misalnya
dalam cahaya hijau warnanya kebanyakan merah, dalam cahaya merah menjadi hijau atau biru. Hal
ini rupa – rupanya berhubungan dengan
proses
asimilasi.
Di tengah – tengah sel terdapat
bagian yang tidak berwarna yang mengandung
asam deoksi – ribonukleat dan asam ribonukleat. Keduamacam asam nukleat itu
telah terkumpul seperti dalam inti sel tumbuh –tumbuhan tinggi, tetapi kromosom
belum tampak. Bagian pusat dapat
mengembang
dan berpengaruh terhadap turgor. Dalam sel – sel yang telah tua tampak juga vakuola. Sebagai zat makanan cadangan
ditemukan glikogen dan disamping itu
butir
– butir sianofisin ( lipo – protein ) yang letaknya di periferi, dan volutin yang fungsinya masih belum jelas. Cyanophyceae umumnya tidak
bergerak. Diantara jenis – jenis yang
berbentuk
benang dapat mengadakan gerakan merayap yang meluncur pada alas yang basah. Bulu cambuk
tidak ada, gerakan itu mungkin sekali
karena
adanya kontraksi tubuh dan dibantu dengan pembentukan lendir.
B. Chlorophyta
a. Susunan
Tubuh
Struktur tubuh bervariasi baik dalam
ukuran, bentuk maupun susunannya. Untuk mencakup sejumlah besar variasi
tersebut, maka chlorophyta dapat dikelompokkan sebagai berikut:
· Sel
uniseluler dan motil (contoh :Chlamydomonas)
· Sel
uniseluler dan non motil (contoh :Chlorella)
· Sel senobium (koloni yang mempunyai jumlah sel
tertentu sehingga mempunyai bentuk yang relatif tetap)
· Koloni
tak beraturan (contoh :tetraspora)
· Filamen
(ada yang bercabang dan tidak bercabang)
· Heterotrikus
(filamen barcabang bentuknya terbagi menjadi prostate dan erect)
· Foliaceus
atau parenkimatis (filamen yang pembelahan sel vegetatif terjadi lebih dari
satu bidang.
· Tubular
(talus yang memiliki banyak inti tanpa sekat melintang)
b. Susunan Sel
·
Dinding sel
Dinding sel tersusun atas 2 lapisan,
lapisan dalam yang tersusun atas selulosa dan lapisan luar tersusun atas pektin
tetapi beberapa ordo Volvocales dindingnya tidak mengandung
selulosa, melainkan tersusun oleh glikoprotein. Dinding sel caulerpales
mengandung xylan atau mannan. Banyak jenis chlorophyceae mempunyai tipe
ornamentasi dinding yang berguna dalam klasifikasi.
·
Kloroplas
Kloroplas terbungkus oleh sistem
membran rangkap. Pigmen yang terdapat dalam kloroplas yaitu klorofil a dan
klorofil b, beta karoten serta berbagai macam xantofil (lutein, violaxanthin,
zeaxanthin) kloroplas dalam sel letaknya mengikuti bentuk dinding sel. Pada
umumnya satu kloroplas setiap sel tetapi pada Siponoles zygnemales terdapat lebih dari satu kloroplas setiap sel.
Bentuk kloroplas sangat bervariasi. variasi bentuk kloroplas adalah sebagai
berikut; bentuk mangkuk ( ex: Clamydomonas), bentuk sabuk ( ex: Ulotrix), bentuk cakram ( ex: Chara), bentuk anyaman (ex: Oedogonium), bentuk spiral (ex: Spyrogyra), bentuk
bintang (ex: Zygnema), dan bentuk lembaran.
Amilum dari chlorophceae seperti
pada tumbuhan tingkat tinggi, tersusun sebagai rantai glukosa tak bercabang
yaitu amilose dan rantai yang bercabang amilopektin. Sering kali amilum
tersebut terbentuk dalam granula bersama dengan badan protein dalam plastida
disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak mempinyai pirenoid merupaka
golongan chlorophyceae yang tinggi tingkatannya.Jumlah pirenoid umumnya dalam
tiap sel tertentu dapat digunakan sebagai bukti taksonomi.
·
Inti
Chlorophyceae mempunyai inti yang
diselubungi oleh membran inti dan terdapat nukleus serta kromstin. Inti umumya
tunggal, tetapi jenis anggota yang tergolong dalam bangsa shiponales memiliki
inti lebih dari satu.
·
Cadangan makanan
Cadangan makanan berupa amilum,
tersusun oleh amilosa (rantai glukosa tidak bercabang) dan amilopektin (rantai
glukosa yang bercabang). Sering sekali amilum ditemukan dalam granula bersama
dengan protein dalam plastida disebut pirenoid. Tetapi beberapa jenis tidak
memiliki pirenoid.
·
Fototaksis dan bentuk mata
Pada chlorophyta terdapat dua tipe
pergerakan fototaksis, yaitu:
1. Pergerakan dengan flagella
Pada umumnya sel alga hijau baik sel
vegetatif maupun sel generatif ditemukan adanya alat gerak. Flagella pada kelas
chlorophyceae selalu bertipe whiplash (akronomatik) dan sama panjang
(isokontae) kecuali pada bangsa oedogoniales memiliki tipe
stefanokontae. Flagella dihubungkan dengan struktur yang sangat halus disebut
aparatus neuromotor, merupakan granula pada pangkal dari tiap flagella disebut
blepharoplas.Tiap flagella terdiri dari axonema yang tersusun oleh 9 dupklet
mikrotubula mengelilingi bagian tengah terdapat dua singlet mikrotubula.
Struktur semacam ini dikenal sebagai susunan 9+2. Flagella tersebut dikelilingi oleh selubung plasma.
2. Pergerakan dengan sekresi
lendir
Dalam monografi tentang desmid.
Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya stimulus cahaya yang diduga oleh
adanya sekresi lendir melalui porus dinding sel pada bagian apikal dari sel.
Selama pergerakan kedepan bagian kutub berayun dari satu sisi ke sisi lain
sehingga lendir bagian belakang seperti berkelok-kelok.
C. Euglenophyta
·
Susunan tubuh
Pada umunya susunan
tubuh dari kelompok ini adalah sel tunggal, tetapi ada juga yang hidup
berkoloni contohnya Colacium.
·
Susunan sel
Susunan tubuhnya
dibatasi oleh perikel yang merupakan membran plasma yang menebal, ada yang kaku
contohnya Phacus dan ada yang lentur contohnya Euglena dan
Paranema. Pada yang bersifat lentur periplas juga sebagai alat gerak,
gerak periplas ini juga disebut dengan gerak euglenoid.
Organisme ini mempunyai
tingkat perkembangan lebih tinggi daripada Cyanophyta karena sudah
mempunyai inti yang tetap dan mempunyai khloroplast seperti
pada tumbuhan tinggi, karena itu Euglena dapat melangsungkan fotosintesis dan
tumbuh seperti halnya pada tumbuhan tinggi. Beberapa euglenoid berfotosintesis
dan yang lain tidak. Anggota-anggota yang berpigmen memiliki kloroplas yang
berisi klorofil a dan b. Hasil fotosintesis disimpan sebagai paramilon, sebuah
polimer glukosa yang berbentuk butiran dalam sitoplasma.
Dinding sel tidak
dibungkus oleh dinding selulosa, melainkan oleh perikel berprotein, yang berada
didalam plasmalema.Pada kebanyakan Euglenoid, perikel itu bersifat lentur
sehingga memungkinkan perubahan bentuk sel, tetapi pada beberapa jenis, perikel
ini kaku sehingga sel memiliki bentuk tetap.
Ujung anterior dari sel
berupa sitostoma, sel terbentuk dari ujung depan sel euglenoid melekuk
kedalam membentuk saluran yang ujung dalamnya meluas menjadi rongga membulat
membentuk reservoar. Saluran dan reservoar itu walaupun dianggap sebagai
terusan tempat partikel makanan padat masuk kedalam sel dan dibawahnya berupa
“kerongkongan” atau gullet.Pada beberapa jenis celah ini berguna untuk
memasukkan makanan berbentuk padat, tetapi pada beberapa jenis tidak demikian.
Gullet terdiri
atas leher yang sempit (cytopharynx) dan bagian posterior yang membesar berupa
waduk (reservoir).Waduk berhubungan dengan vakoula kontraktil. Pada genera
tertentu pada gulletnya terdapat batang farink, terletak parallel dengan
panjang gullet, dan ujung bawahnya sampai setinggi dasar waduk atau memanjang
ke ujung posterior dari sel. Fungsi organ ini untuk menyokong sitostoma waktu
menelan makanan padat.
Flagella dari
Euglena pangkalnya tertanam pada dasar waduk dan keluar sepanjang sitofarinx
dan sitostoma.Yang mempunyai satu flagella, tumbuh ke muka dan yang mempunyai
dua flagella. Jika flagellanya sama panjang tumbuh ke arah depan. Flagelanya
mempunyai rumbai-rumbai sepanjang batang (tipe tinsel).
Sistem pergerakan
flagella pada prinsipnya sama dengan pergerakan baling-baling. Pergerakan
flagellum pada 1 atau 2 bidang digunakan untuk dorongan. Gelombang dari sistem
undulatori ini lewatnya dari dasar ke ujung dan langsung mengendalikan
organisme dalam arah yang berlawanan atau pergerakan gelombang lewat dari ujung
ke dasar dan ini gerakan sentakan organisme.
Sel mempunyai sebuah
pigmen merah menyerupai bintik mata. Pigmen merah ini
merupakan astaxanthin yang hanya dijumpai pada golongan Crustaceae.
Cadangan makanan berupa paramilum yaitu bentuk antara dari
polisakharida, jadi bukan berupa amilum seperti pada tumbuhan tinggi atau
glycogen seperti pada binatang.
Euglenophyta dapat
hidup secara autotrof tetapi juga secara saprofit tidak dapat
hidup dalam medium yang hanya mengandung garam-garam anorganik, tetapi akan
cepat tumbuh bila dalam medium ditambah dengan sejumlah asam amino. Beberapa
jenis hidup secara obligat saprofit sedang yang lain obligat autotrof.
D. Diatom
Morfologi eksternal diatom didasarkan pada shell silika padat atau
frustule bahwa mereka semua memiliki kesamaan. Ini adalah shell yang digunakan
dalam identifikasi spesies dan perbandingan. Semua kerangka diatom terbuat dari
silika dan terdiri dari dua bagian atau frustules yang sesuai di dalam satu
sama lain seperti cawan petri: epitheca dan hypotheca (Alexopoulos, 1967).
Hypotheca ini lebih kecil dan cocok di dalam epitheca lebih besar. Bentuk
frustule adalah fitur mendefinisikan yang digunakan untuk memecahkan diatom
menjadi dua kelas yang berbeda: sentris atau Centrobacillariophyceae dan
pennate atau Pennatibacillariophyceae. Diatom pennate biasanya radial simetris
sedangkan diatom centric umumnya bilateral simetris (Alexopoulos, 1967). Kedua
kelas dapat ditemukan di kedua laut dan habitat air tawar, tetapi diatom
centric yang lebih mungkin ditemukan di lautan sedangkan diatom pennate yang
mayoritas ditemukan di air tawar (Putaran, 1990).
2.3 REPRODUKSI KELOMPOK FITOPLANKTON DI AIR TAWAR
A. Cyanophyta
Cara
perkembangbiakan ganggang hijau – biru
adalah
sebagai berikut :
a. Pembelahan
sel
Sel membelah menjadi 2
yang saling terpisah sehingga
membentuk sel – sel tunggal, pada beberapa genera sel – sel membelah searah dan tidak saling
terpisah sehingga membentuk filamenyang terdiri atas deretan mata rantai sel
yang disebut trikom. Tempat-tempat
tertentu dari filamen baru setelah mengalami dormansi ( istirahat yang panjang ). Heterokist dapat
mengikat nitrogen bebas di udara contoh
pada
Gleocapsa. Heterokist
adalah sel yang pucat, kandungan selnya terlihat homogen (terlihat dengan mikroskop cahaya)
dan memiliki dinding yang transparan.
Heterokist terbentuk
oleh penebalan dinding sel vegetatif. Sedangkan akinet
terbentuk dari penebalan sel vegetatif sehingga menjadi besar dan penuh dengan cadangan makanan
(granula cyanophycin) dan penebalan-penabalan
eksternal oleh tambahan zat yang kompleks. Studi ultrastruktur
dari perkembangan akinet dilaporkan bahwa akinet dari Anabaena doliolum susunannya
terdapat diantara dua heterokist. Tyagi
(1974)
menemukan bahwa potasium nitrat dan amonium klorida menghambat pembentukan akinet,
sedangkan glukosa akan meningkatkan
pembentukan akinet.
b. Fragmentasi
Fragmentasi adalah cara
memutuskan bagian
tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk
individu baru. Fragmentasi terutama terjadi pada Oscillatoria.
Pada filamen yang panjang bila salah
satu selnya mati
maka sel mati itu membagi filamen
menjadi 2 bagian atau lebih. Masing-masing bagian disebut hormogonium. Fragmentasi juga dapat terjadi dari
pemisahan dinding yang berdekatan
pada
trikom atau karena sel yang mati yang mngkin menjadi potongan bikonkaf yang terpisah atau
necridia. Susunan hormogonium mungkin
meliputi
kerusakan transeluler.
c.
Spora
Pada keadaan yang
kurang menguntungkan Cyanobacteria akan membentuk spora yang merupakan sel
vegetatif. Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat makanan.
d.
Pembentukan Akineta
Akineta disebut juga spora istirahat yang fungsinya hampir
mirip dengan endospora pada bakteri. Akinet memiliki dinding tebal dan kuat
sehingga tahan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan, seperti kekeringan,
panas, dingin, atau kurang makanan. Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan
terbentuk akinet yang sebenarnya merupakan sel vegetatif. Akinet membesar dan
tebal karena penimbunan zat makanan. Pada kondisi yang cocok, akinet akan pecah
dan tumbuh menjadi individu baru. Contoh: Chamaesiphon
comfervicolus.
B. Chlorophyta
1. Secara Vegetatif
Perkembanganbiakan vegetatif pada chlorophyta
dengan fragmentasi tubuhnya dan pebelahan sel.
2. Secara Seksual
Melalui konjugasi yaitu
perkembangbiakan secara kawin contohnya spirogyra. Konjugasi,
yaitu 2 sel protoplasma bercampur
menjadi 1 zygote.
Prosesnya, filament saling mendekat kemudian
sama-sama membentuk tonjolan kecil, selanjutnya membentuk papilla, kemudian ke
dua dinding papilla melebur hingga membentuk saluran, dilanjutkan dengan gamet
jantan masuk ke sel betina melalui saluran itu.
Beberapa contoh dari reproduksi seksual:
-Isogami
yaitu peleburan dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama. Contoh : Chlorococcum,
Chlamydomonos, Hydrodictyon
- Anisogami yaitu peleburan dua
gamet yang ukurannya tidak sama. Contoh : Chlamydomonas,
Ulva
- Oogami yaitu peleburan dua
gamet yang satu kecil dan bergerak (sebagai sperma) yang lain besar tidak
bergerak (sebagai sel telur). Contoh : Chlamydomonas, Valva, Spirogya,
Aedogonium.
3. Secara Aseksual
Perkembanganbiakan secara aseksual
dapat terjadi dengan pembentukan macam-macam spora:
- Zoospora yaitu sel berflagel 2 contohnya
Chlamydomonos.
- Aplanospora yaitu spora yang tidak bergerak,
mempunyai dinding tebal, dan tidak mempunyai flagel. contohnya Chlorococcum.
- Hypnospora yaitu spora yang dindingnya lebih
tebal dibandingkan aplanospora dan juga tidak mempunyai flagel.
- Autospora yaitu aplanospora yang mirip dengan sel
induk contohnya Chlorella.
C. Euglenophyta
1. Secara
Aseksual
Dengan pembelahan
sel, baik waktu sedang aktif bergerak atau dalam keadaan istirahat. Pada genera
yang mempunyai lorika (pembungkus sel) protoplast membelah di dalam
lorika, kemudian salah satu anak protoplast keluar dari lorikanya dan membentuk
lorika baru, sedang yang satu tetap di dalam lorika lamanya dan tumbuh menjadi
sel baru. Pada sel yang bergerak aktif, pembelahan memanjang sel
(longitudinal) dan dimulai dari ujung anterior. Pada genera yang mempunyai satu
flagella, mula-mula blepharoplast membelah menjadi dua, satu membawa
flagelanya dan satu lagi akan menghasilkan flagella baru.
Pada
yang mempunyai dua flagella, dapat terjadi salah satu sel anakan membawa dua
flagel lamanya dan sel anakan yang lain akan menghasilkan dua flagella baru
atau dapat terjadi masing-masing sel anakan membawa satu flagella dan kemudian
masing-masing menghasilkan satu flagella lagi. Pembelahan sel pada yang tidak
bergerak aktif dapat berlangsung dalam keadaan dibungkus oleh selaput lendir.
Kadang-kadang protoplast anakan tidak keluar dari selaput pembungkusnya sebelum
membelah lagi.
Dalam kasus seperti ini akan
terbentuk koloni
yang tidak permanen, yang pada waktu tertentu selnya akan bergerak aktif
kembali. Pada banyak genera dijumpai bentuk berupa siste berdinding
tebal. Bentuk siste ada yang menyerupai sel vegetatifnya, tetapi kebanyakan
bentuknya berbeda, bulat atau polygonal. Protoplast dapat menghasilkan sangat
banyak euglenarhodone, sehingga berwarna sangat merah. Biasanya siste
berkecambah dengan keluarnya protoplast dari dalam dinding yang tebal dan
tumbuh manjadi sel baru yang bergerak aktif.
2. Secara Seksual
Adanya konjugasi/penggabungan
sel vegetatif pernah dijumpai pada beberapa euglenoid, tetapi kasus ini masih
sangat kabur. Autogami (penggabungan dua inti anakan dalam sel),
pernah dijumpai pada Phacus.
D. Diatom
Reproduksi diatom dapat berupa seksual atau
aseksual (pembelahan sel). Divisi seluler adalah metode biasa reproduksi dalam
diatom (Bold 1978). Dalam metode ini, selama proses mitosis dan sitokinesis,
dua katup (hypotheca dan epitheca) sedikit terpisah dan pembagian protoplas
terjadi di pesawat sejajar dengan katup. Kedua bagian dari frustule induk
menjadi epitheca dari sel-sel baru yang mengakibatkan salah satu dari dua sel
yang lebih kecil dari orang tua (Bold, 1978). Penurunan progresif dalam ukuran
individu diatasi karena fleksibilitas dari dinding sel baru (Alexopoulos, 1967)
atau dengan reproduksi seksual.
Metode utama reproduksi dalam diatom adalah reproduksi seksual. Bold
(1978) menulis bahwa seksualitas dalam diatom telah
dikaitkan dengan ukuran diatom: hanya individu kurang dari ukuran tertentu
dapat bereproduksi secara seksual. Reproduksi seksual pada diatom centric
adalah oogamous, yang berarti bahwa proses ini memiliki sperma motil atau
spermatium nonmotile yang mencapai telur nonmotile. Diatom pennate sedikit
berbeda. Pesanan ini memiliki reproduksi seksual isogamous berarti bahwa gamet
(telur dan sperma) tidak bisa dibedakan. The "keturunan" dari diatom
disebut auxospores. Ini diatom baru akan meningkatkan volume sementara membentuk
sel vegetatif dan kerang silika padat (Alexopoulos, 1967).
Tingkat reproduksi tinggi diatom membuat mereka merespon dengan cepat
terhadap perubahan lingkungan dan banyak spesies diatom, juga, memiliki
toleransi khusus untuk kualitas air. Sebuah hasil penting dari penelitian ini
adalah bahwa diatom dapat digunakan untuk menentukan mantan kualitas air. Ini
berarti bahwa kualitas air pra-kolonial dapat diperkirakan dan digunakan
sebagai dasar untuk bekerja dari dalam menentukan efek antropogenik terhadap
kualitas air.
BAB
III
KESIMPULAN
Jadi, plankton memiliki morfologi dengan bagian tubuh
yang komplek.Selain itu,reproduksinya pun beragam namun hampir sama dengan cara
produksi kingdom hewan lainnya baik seksual dan aseksualnya.
DAFTAR PUSTAKA
- https://www.academia.edu/5249777/Fitoplankton_Air_Tawar
- http://eprints.uny.ac.id/8249/3/bab%202%20-%2008308144017.pdf
·
http://strukturkomunitasplanktondotcom.wordpress.com/2012/04/20/fitoplankton-4/
·
http://www.psychologymania.com/2013/05/jenis-jenis-plankton.html
·
http://poexpoe.files.wordpress.com/2008/06/microsoft-word-tugas-biologi.pdf
·
http://www.cyanodb.cz/Coelosphaerium
·
http://chlorophyta-chlorophyta.blogspot.com/
·
http://zaifbio.wordpress.com/2009/01/30/chlorophyta-algae-hijau/
·
http://rhariyati.blogspot.com/2008/01/protista-autotrof-eukariotik.html
·
http://academics.smcvt.edu/dfacey/AquaticBiology/Freshwater
Pages/Diatoms.html
0 Response to "contoh makalah tentang Plankton"
Post a Comment