Sejarah Kota Jepara, Pada masa
pemerintahan Ratu Kalinyamat, Jepara berkembang pesat menjadi Bandara Komersial
Besar di pulau Jawa, yang melayani impor ekspor. Selain itu, juga merupakan
pangkalan angkatan laut yang telah dimulai sejak kerajaan Demak. Ulang tahun
Jepara tanggal 10 April 1549 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tingkat
II Jepara 1988, tentang Penentuan Ulang Tahun Jepara. Penentuan peraturan
daerah ini mengacu pada tokoh mahkota Putri Retno Kencono Jepara sebagai
penguasa dengan nama "Ratu Kalinyamat Nimas".
Setelah kematian Kerajaan Demak
Trenggono di Panarukan ekspedisi militer di Jawa Timur pada tahun 1546,
terjadilah keributan atas takhta kerajaan Demak. Setelah berakhirnya krisis ini
muncullah penguasa Jepara Ratu Kalinyamat dan Pangeran Hadiwijaya di Layar pada
tahun 1549. Identitas kedua tokoh tersebut adalah putri kandung Ratu Kalinyamat
dari Sultan Trenggono sedangkan Hadiwijaya adalah menantu Pangeran Sultan
Trenggono.
Pendopo jepara oleh
Globalindomebel.com Sebagai penguasa Jepara, tablet gemah ripah jinawi karena
eksistensi Jepara saat itu sebagai bandara komersial yang ramai, Ratu
Kalinyamat diketahui memiliki patriotisme anti-kolonial. Hal ini dibuktikan
dengan pengiriman ke armada tersebut untuk menghancurkan Malaka Portugis pada
tahun 1551 dan 1574.-tahun tidak berlebihan jika Portugis pada saat menempatkan
sang Ratu sebagai "Rainha DE JEPARA" Pade SENORE ROSA DE RICA ".
Itu berarti wanita Raja Jepara yang sangat kuat dan kaya raya.
Serang ratu ini berani melibatkan
hampir 40 kapal yang berisi sekitar 5.000 tentara. Namun, serangan ini gagal
saat tentara Kalinyamat melakukan serangan darat dalam upaya untuk mengungguli
benteng Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan tentara arsenal Kalinyamat
berhasil menghancurkan pengepungan tersebut.
Namun semangat ratu patriotisme
tidak pernah pudar dan takut menghadapi penjajah Portugis, yang pada abad ke-16
adalah masa jayanya dan diakui sebagai bangsa pemberani di dunia. Dua puluh
empat tahun kemudian, atau tepatnya pada bulan Oktober 1574, ratu tersebut
mengirim armada militer Kalinyamat yang lebih besar ke Malaka. Ekspedisi
militer kedua yang melibatkan 300 kapal termasuk 80 kapal besar mengawal 1.500
tentara pilihan. Pengiriman kedua armada militer tersebut dipimpin oleh
komandan terpenting di kerajaan yang disebut Portugis sebagai
"QUILIMO".
Meskipun akhir perang kedua ini
yang berlangsung selama berbulan-bulan, tentara Kalinyamat juga gagal mengusir
orang-orang Portugis dari Malaka, namun telah membuat raja jawa yang ketakutan
dan jera terhadap hal ini, yang terbukti dengan bahasa Jawa bebasnya dari
pemerintahan Portugis pada abad ke-16.
Sebagai peninggalan sejarah
perang besar antara Jepara dan Portugis, sampai sekarang masih ada kompleks
makam di Malaka yang disebut Makam Angkatan Darat Jawa. Selain itu sosok Ratu
Kalinyamat juga sangat berperan dalam membudidayakan ART CARVING saat ini
menjadi andalan perekonomian sehingga merupakan perpaduan antara ukiran ukir
ukir ukir ukir ukir ukir ukir jepang yang berasal dari cina.
Menurut catatan sejarah Ratu
Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan dimakamkan di desa Jepara Mantingan,
disebelah kuburan suaminya Pangeran Hadlirin. Mengacu pada semua aspek positif
yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat sehingga Jepara menjadi negara yang
makmur, kuat dan terkenal, penentuan ulang tahun Jepara yang meluangkan waktu
dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau bertepatan dengan tanggal 10 April 1549
telah ditandai oleh sengkala bulan "TRUS Tataning EARTH WORKS" atau
terus bekerja di area bangunan.
0 Response to "Sejarah Kota Jepara"
Post a Comment