Polisi Tangkap Sembilan Teroris di sulawesi

Polisi Tangkap Sembilan Teroris di Sulawesi, Jawa dan Sumatera, Sembilan tersangka teroris ditangkap dalam serangkaian serangan di Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Riau pada hari Selasa (24/10), kata seorang pejabat polisi.

Petugas menangkap Bakri alias Bakri Barocong alias Aslam alias Pak Nur (42) di Desa Titampu, Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan, atas keterlibatannya dalam serangan bom terhadap mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo pada November 2012, juru bicara Kepolisian Nasional Insp. Jenderal Setyo Wasisto mengatakan dalam sebuah wawancara telepon.

Keterlibatan Bakri diungkapkan dalam persidangan terorisme yang menghukum Jodi dan Awaluddin, yang mendapatinya bom pipa dan korek api untuk membunuh gubernur.

Badan Nasional Anti Terorisme (BNPT) sebelumnya menghubungkan serangan tersebut ke Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) berafiliasi dengan Negara Islam.

Secara terpisah, di Pekanbaru, Riau, polisi menangkap lima orang: Yoyok Handoko alias Abu Zaid, (42), Wawan alias Abu Afif (42), Beni Samsu Trisno alias Abu Ibrohim (31), Handoko alias Abu Buchori, dan Nanang Kurniawan alias Abu Aisha.

Menurut Setyo, Wawan memimpin cabang Pekanbaru Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan telah memerintahkan anggotanya untuk menyerang petugas polisi. Yoyok, Beni dan Handoko berpartisipasi dalam pelatihan pengambilan gambar dan pemboman kelompok tersebut di Jambi. Ketiganya diresmikan sebagai anggota JAD oleh Wawan.

Sementara Yoyok dan Beni dilaporkan terlibat dalam merencanakan serangan terhadap pos polisi dan kantor, Setyo tidak memberikan rincian tentang keterlibatan Nanang dalam kelompok tersebut. Dia juga tidak mengatakan kapan pelatihan Jambi berlangsung.

JAD, seorang afiliasi Negara Islam, terlibat dalam serangan teroris terbaru di Indonesia.

Di Kendal, Jawa Tengah, polisi menangkap Muhammad Khoirudin (32), yang menurut Setyo mendanai kelompok Hendro Fernando pada 2015-16. Kelompok tersebut terlibat dalam serangan senjata dan bom di dekat pusat perbelanjaan Sarinah di Jalan Thamrin Jakarta pada bulan Januari tahun lalu. Delapan orang, termasuk penyerang, tewas dalam serangan tersebut.

Polisi juga menangkap Hasby di Sukoharjo, Jawa Tengah, namun tidak ada rincian mengenai keterlibatannya.

Penangkapan terakhir terjadi di Ponorogo Jawa Timur, di mana Hendrasti Wijanarko alias Koko alias Jarwoko alias Lir Ilir (32) ditangkap. Polisi mengatakan Hendrasti terlibat dalam berbagai kelompok media sosial yang terkait dengan Bahrun Naim, seorang militan Indonesia yang berbasis di Suriah, yang diduga mengorganisir serangan Sarinah. Kelompok media sosial memasukkan platform Telegram untuk mendukung kegiatan teroris, termasuk sebuah serangan yang gagal di Istana Kepresidenan di Jakarta tahun ini.

Menurut Setyo, Hendrasti sering mengunjungi narapidana terorisme di sebuah penjara di Madiun, Jawa Timur, dan membantu persiapan Dian Yulia Novi, pembom bunuh diri perempuan yang dipilih untuk menyerang Istana Kepresidenan.

"Polisi menginterogasi orang-orang yang ditangkap," kata Setyo.

Di bawah undang-undang antiterorisme di Indonesia, polisi dapat menginterogasi tersangka teroris selama tujuh hari sebelum mengumumkan status hukum mereka.

0 Response to "Polisi Tangkap Sembilan Teroris di sulawesi"

Post a Comment