Menteri Malaysia Meminta 'Jalan Asean Baru' untuk Memastikan Masa Depan Daerah

Menteri Malaysia Meminta 'Jalan Asean Baru' untuk Memastikan Masa Depan Daerah, Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan bahwa Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara perlu beralih dari pendekatan tradisional dari atas ke bawah dan mengadopsi "jalan Asean baru" yang lebih jujur. dan terbuka, sambil memusatkan perhatian pada pengembangan identitas kolektif untuk orang-orang di wilayah ini.

Berbicara dalam Konfrensi Kebijakan Luar Negeri tahun 2017 di Jakarta, Sabtu (21/10), Jamaluddin mengatakan bahwa blok regional harus belajar dari Brexit sambil juga mengelola perbedaan dan keragaman.

"Integrasi di ASEAN harus dilihat adil oleh semua negara anggota [...] Kita memerlukan pendekatan bottom-up untuk masa depan ASEAN. Terlalu lama, ASEAN selalu [mengadopsi] top-down [approach], namun Masa depan harus ditulis oleh rakyat, "kata menteri dalam sambutannya.

Blok tersebut membentuk Komunitas Ekonomi Asean pada tahun 2015 dengan slogan "One Vision, One Identity, One Community."

Menteri tersebut mengkritik asas prinsip asean noninterferensi dan mengatakan "cara ASEAN yang baru" akan sangat penting bagi masa depan blok tersebut.

Dia menyinggung krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, yang oleh Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia digambarkan sebagai "contoh buku teks tentang pembersihan etnis."

Lebih dari setengah juta orang telah melarikan diri dari wilayah yang bermasalah ke negara tetangga Bangladesh setelah serangan oleh gerilyawan memicu sebuah tindakan militer di wilayah yang rawan kekerasan tersebut pada bulan Agustus.

Negara tidak dapat tetap diam saat prinsip noninterference menghasilkan ketidakstabilan dan mempengaruhi negara lain di kawasan ini, kata Jamaluddin. Dia menambahkan bahwa situasinya adalah ujian bagi Asean.

"Asean perlu terus menghormati tradisi, menghormati ketidakpedulian, tapi kita harus jujur ​​satu sama lain dan kita perlu berbicara saat isu-isu ini mempengaruhi kita," katanya.

Malaysia memisahkan diri dari pernyataan Asean mengenai situasi di Myanmar bulan lalu.

Menteri Luar Negeri Malaysia Anifah Aman menjelaskan bahwa keputusan tersebut diambil karena negara tersebut meyakini bahwa pernyataan tersebut merupakan "keliru mengenai kenyataan situasinya," dan menambahkan bahwa pernyataan tersebut juga tidak memasukkan Rohingya sebagai salah satu masyarakat yang terkena dampak krisis.

Krisis Rohingya telah mengakibatkan gelombang pengungsi yang mengalir di negara-negara Asean lainnya di tengah meningkatnya ancaman radikalisasi karena kelompok-kelompok teror memanfaatkan situasi tersebut dengan merekrut mereka yang menjadi sasaran kekerasan tersebut.

Situasinya telah muncul sebagai salah satu tantangan baru yang dihadapi kawasan ini, dengan bangkitnya terorisme dan ancaman radikalisasi yang memerlukan pendekatan nontradisional yang dapat membuka jalan bagaimana blok menangani krisis masa depan.

Identitas Asean

Jamaluddin juga menekankan bahwa rakyat Asean perlu "bangkit bersama" untuk merangkul identitas daerah.

"Bagaimana kita bisa beralih dari konstruksi politik ke identitas yang sebenarnya? Kita perlu mulai memikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk memperkuat identitas ini," katanya.

Asean mungkin bisa maju untuk menciptakan identitas kolektif ini di antara orang-orangnya dengan menerapkan ide di luar kotak, yang menurut Jamaluddin dapat berbentuk kawasan yang menyelenggarakan Piala Dunia atau Olimpiade.

"Olahraga membawa orang bersama-sama Bagaimana kita bisa membawa kekuatan olahraga untuk [mewujudkan] identitas Asean?" dia berkata.

0 Response to "Menteri Malaysia Meminta 'Jalan Asean Baru' untuk Memastikan Masa Depan Daerah"

Post a Comment